Surabaya - "Ketiga kandidat Paslon Cagub dan Cawagub Jatim secara identitas politik ke-NU-an dari masing-masing cukup kuat, tetapi kalangan nahdliyin juga pemilih rasional. Khofifah lebih di untungkan karena petahana dan Notabene nya adalah Ketua Fatayat Muslimat NU.
Dengan demikian penguasaan politik teknokratik yaitu bagaimana menghadirkan visi-misi serta program yang nyata dan realistis untuk masyarakat Jatim, Khofifah sudah teruji.
Kendati demikian Risma sudah 2 Periode memimpin Surabaya, prestasinya sangat gemilang hingga pernah dapat penghargaan Walikota terbaik di kanca Dunia,
Bukan itu saja Risma bisa menata Surabaya begitu eloknya, prestasi yang di acungi jempol para Ulama, para tokoh masyarakat dan tokoh Agama adalah di bawah kepemimpinan Risma pemkot Surabaya mampu Menutup Lokalisasi Doli, Lokalisasi yang berdiri sejak jaman Belanda dan masuk dua besar Asia Tenggara.
Di tambah lagi pasangan Risma adalah dari kalangan NU dari Jombang yaitu Gus Hans, pemgasuh Pondok Pesantren Darul Ulum
Untuk Luluk sendiri di nilai kurang familiar, walaupun partai Pengusungnya sendiri adalah PKB karena Luluk selama Penjabat DPR RI di Dapil Jawa Tengah sehingga Luluk Kurang kuat kalau hanya Bertumpuh pada Partai.
Bisa di katakan ancaman Khofifah hanya pada Risma.
Sebelum resmi mendaftar di Pilkada Jatim 2024, nama Risma sudah digadang-gadang menjadi penantang kuat Khofifah di Pilkada Jatim 2024.
Direktur Indopol Survey & Consulting Fauzin menganalisa, jika dilihat dari konfigurasi politik Jatim, memang sangat memungkinkan untuk munculnya calon penantang.
Apalagi, dua partai pemilik kursi besar di DPRD Jatim, PKB dan PDIP belum juga menentukan sikap.
PKB berstatus sebagai pemenang Pileg di DPRD Jatim dengan 27 kursi.
Adapun PDIP memiliki 21 kursi hasil Pemilu
"Kami berharap masyarakat diberikan opsi dalam demokrasi.
Pilkada Jatim 2024 memang selalu menarik, karena segala dinamika politik yang mengiringi kontestasi selalu jadi pusat perhatian nasional.
Sehingga, dengan pertarungan melawan kotak kosong maka hanya akan menjadi preseden buruk demokrasi lima tahunan di Jatim.
Dalam kacamata ini, parpol harus memberikan banyak opsi kepada masyarakat.
Setidaknya dua kali yakni pada kurun Maret 2023 dan Juli 2023.
Dari dua kali survei itu, Fauzin menjelaskan, nama Khofifah Indar Parawansa sebagai kandidat calon gubernur memang unggul.
Meski dengan jarak angka elektabilitas yang relatif jauh, pesaing terdekat Khofifah dalam survei tersebut adalah Risma yang merupakan Menteri Sosial dan mantan Wali Kota Surabaya dua periode.
Menurut Fauzin, hal itu wajar, sebab Risma belum melakukan gerakan politik.
Setelah paslon Risma melakukan pergerakan politik bisa saja di pastikan bisa menyusul Suara Pasangan Pertahana Khofifah. (Afif)