Puluhan Mahasiswa itu mengkritisi terbitnya Instruksi Presiden (Inpres) 1 Tahun 2025 tentang Efisiensi Belanja dalam APBN dan APBD Tahun 2025.
Korlap Aksi Aliansi Mahasiswa Trenggalek (AMT) Genta Aditya Pranayan menyebut 10 tuntutan dalam pergerakan massanya.
1. Mendesak Pemerintah Prabowo-Gibran untuk menghentikan rencana pemangkasan anggaran pendidikan.
2. Mendesak Pemerintah Prabowo-Gibran untuk berkomitmen menjadikan pendidikan sebagai
prioritas utama sebagaimana yang telah diamanatkan UUD 1945.3. Mendesak Pemerintah Prabowo-Gibran untuk mengatur skala prioritas anggaran dengan tepat.
4. Mendesak Pemerintah Pusat maupun Daerah untuk berkomitmen memperbaiki infrastruktur pendidikan yang ada dan memberikan subsidi pendidikan bagi keluarga yang kurang mampu.
5. Mendesak Pemerintah Pusat maupun Daerah untuk memberikan dukungan moral dan finansial bagi sekolah-sekolah di daerah terpencil.
6. Mendesak pemerintah untuk membenahi sistem administrasi pendidikan yang lebih efisien dan responsif, termasuk mengurangi beban administrasi mengajar guru dan meningkatkan kesejahteraan guru.
7. Menuntut pemerintah meningkatkan kesejahteraan guru dan membuat sistem jenjang karir guru yang terjangkau dan tidak rumit.
8. Mendesak Pemerintah Daerah Kabupaten Trenggalek dan dinas terkait (PUPR) untuk segera meninjau jalan rusak di seluruh Kabupaten Trenggalek dan segera melakukan perbaikan
iklan apabila menemukan jalan yang rusak sebagaimana yang diamanatkan undang-undang.iklam
9. Meminta pemerintah daerah untuk segera me-revitalisasi kerusakan-kerusakan jalan untuk menghindari kecelakaan lalu lintas.
10. Meminta pemerintah daerah segera melakukan pengaspalan jalanan rusak di daerah-daerah pelosok agar tidak mengganggu aktivitas warga dan roda perekonomian masyarakat.
“Karena keluhan masyarakat akan selalu menjadi keresahan kami, suara rakyat akan menjadi pondasi perjuangan kami, dan pernyataan sikap di atas sebagai keberpihakan kami kepada rakyat Indonesia,” ungkapnya.( Em)